Bongkar Potensi Tersembunyi Agrowisata Jember yang Siap Mendunia!, Kolaborasi Internasional PWK UNEJ dan Kyoto University Jepang
JEMBER (14/11) – Jember sebuah kota di Jawa Timur yang dikenal dengan kekayaan alam dan budayanya, kini semakin bersinar dengan potensi agrowisatanya. Pesona kebun kopi, kakao, dan tanaman hortikultura yang melimpah menjadi magnet yang mampu menarik perhatian dunia. Namun, bagaimana memaksimalkan potensi ini untuk menjadikan Jember sebagai destinasi agrowisata internasional? Jawabannya terletak pada kolaborasi inovatif yang melibatkan Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Universitas Jember (UNEJ) bersama Kyoto University, Jepang.
Hatsu Tanaka, Graduate School of Agricultural Engineering, Kyoto University, Jepang. Tanaka berkunjung ke Jember untuk mengamati potensi yang tersimpan, terutama pada sektor pertanian. Tanaka melihat bahwa pertanian di Jember memiliki peluang besar untuk dikembangkan, bukan hanya dari segi produksinya, tetapi juga melalui diversifikasi usaha yang dapat memberikan tambahan penghasilan bagi para petani. Ia menyarankan program pengalaman dan akomodasi yang memungkinkan wisatawan belajar tentang proses produksi tembakau dan kopi. “Inisiatif semacam itu dapat meningkatkan jumlah wisatawan dan membantu petani memperoleh pendapatan tambahan di luar kegiatan bertani,” ungkapnya saat mengunjungi Tanoker Ledokombo pada 14 November lalu.
Tanaka menceritakan, di Jepang ada program wisatawan dapat bermalam di pertanian. Merasakan bagaimana petani bekerja dan menikmati udara segar di area persawahan. Wisata model seperti itu ternyata cukup banyak digemari para masyarakat. Artinya, Jember pun bisa menerapkan juga. Mungkin dengan konsep kearifan lokal di setiap wilayah.
Lebih lanjut, Tanaka mengaku betah tinggal di Jember. Sebab pertama kali dia menginjakkan kaki di Bumi Pandhalungan, Tanaka langsung disambut oleh masyarakat dengan hangat. Khususnya di Tanoker. “Saya belajar pentingnya komunikasi untuk pemberdayaan masyarakat dan juga merasakan koeksistensi alam dan manusia,” imbuhnya.
Dalam kunjungan ke berbagai lokasi di Jember, Tanaka didampingi oleh para dosen dan mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Universitas Jember. Kepala Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Universitas Jember, Nunung Nuring Hayati menjelaskan bahwa sejumlah tempat menarik sempat menjadi tujuan kunjungan, seperti Pantai Payangan, Pusat Penelitian Kakao dan Kopi, hingga Tanoker di Ledokombo. “Di Tanoker, fokus kami bukan pada perencanaan, melainkan pada ketertarikan Tanaka terhadap aspek sosial dan budaya di sana,” jelasnya. Bahkan, Tanaka banyak menerima berbagai pembelajaran dan pengetahuan baru saat berunjung di Jember.
Sebelum berkunjung ke beberapa Lokasi di Jember, juga diselenggarakan seminar yang dilaksanakan secara hybrid. Seminar dihadiri oleh Professor Kenichiro Onitsuka seorang akademisi dari Kyoto University Jepang secara darng. Professor Kenichiro Onitsuka menyampaikan terkait perkembangan perencanaan desa di jepang. Saat ini minat masyarakat khususnya para pemuda untuk beraktivitas di bidang pertanian semakin menurun. Oleh karena itu, perlu berbagai inisiasi baik dari pemerintah maupun dari masyarakat sendiri terkait pengembangan pertanian tersebut.
Kolaborasi ini bukan hanya tentang pertukaran pengetahuan, tetapi juga tentang membangun jejaring internasional. Kyoto University membawa pengalaman mereka dalam pengelolaan ekowisata dan pertanian maju, sementara PWK UNEJ memberikan wawasan mendalam tentang kondisi sosial dan geografis Jember.
Dengan langkah-langkah yang terencana, Jember siap menyambut wisatawan dari seluruh dunia. Kolaborasi ini menjadi bukti bahwa sinergi antara lokal dan global dapat menciptakan transformasi besar. Saatnya dunia mengenal Jember sebagai destinasi agrowisata unggulan!