Kolaborasi penelitian internasional prodi Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember
Pada hari Selasa (08/10), Desa Sumberejo di Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, menjadi saksi dari sebuah kegiatan pengabdian internasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap ancaman bencana megathrust. Acara ini diselenggarakan oleh Program Studi Teknik Sipil dan Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Universitas Jember, bekerja sama dengan BPBD Kabupaten Jember dan Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air. Kegiatan ini juga menghadirkan Mizan Bustanul Fuady Bisri, M.Sc., M.A., Ph.D., seorang pakar dari Kobe University, Jepang, sebagai narasumber utama.
Kegiatan ini terdiri dari dua bagian utama. Bagian pertama adalah observasi terhadap sembilan titik evakuasi sementara yang telah diteliti dan disepakati bersama tokoh masyarakat setempat. Titik-titik ini sangat penting sebagai tempat pengungsian sementara karena wilayah tersebut memiliki potensi megathrust yang dapat memicu tsunami. Observasi ini melibatkan mahasiswa dan masyarakat setempat yang bekerja sama untuk memastikan kesiapan dan kelayakan titik-titik evakuasi tersebut.
Bagian kedua dari kegiatan ini adalah sosialisasi mengenai rute evakuasi dan potensi megathrust di Indonesia, khususnya di Kabupaten Jember. Dalam sesi ini, Mizan Bustanul Fuady Bisri memaparkan langkah-langkah mitigasi yang dapat diambil berdasarkan pengalaman Jepang dalam menghadapi bencana. Beliau menjelaskan pentingnya kesiapsiagaan dan perencanaan yang matang dalam menghadapi ancaman bencana alam, serta bagaimana masyarakat dapat berperan aktif dalam upaya mitigasi.
Sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Selain itu, acara ini juga menjadi sarana bagi masyarakat untuk bertatap muka langsung dengan para akademisi dan pakar, guna membangun sinergi yang kuat dalam mitigasi bencana. Melalui interaksi ini, diharapkan masyarakat dapat lebih memahami langkah-langkah yang perlu diambil dalam situasi darurat dan bagaimana mereka dapat berkontribusi dalam upaya mitigasi.
Kegiatan pengabdian internasional ini diharapkan dapat menjadi contoh yang baik dalam membangun masyarakat yang tanggap bencana. Dengan adanya kolaborasi antara institusi pendidikan, pemerintah, dan masyarakat, diharapkan kesiapsiagaan terhadap bencana dapat ditingkatkan. Selain itu, kegiatan ini juga menunjukkan pentingnya peran mahasiswa dalam pengabdian kepada masyarakat, serta bagaimana ilmu dan pengetahuan yang mereka miliki dapat diterapkan untuk kepentingan umum.
Secara keseluruhan, kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap ancaman bencana megathrust, tetapi juga memperkuat hubungan antara akademisi, pemerintah, dan masyarakat. Dengan demikian, diharapkan tercipta masyarakat yang lebih tanggap dan siap menghadapi berbagai ancaman bencana alam di masa depan.